GMDSS: Pengetesan Harian, Mingguan, Bulanan

Daftar Isi
Pengetesan GMDSS

Apa itu GMDSS, apa perlunya pengetesan. Apa saja perangkat GMDSS yang dites setiap hari, setiap minggu dan sebulan sekali.

GMDSS, global maritime distress safety system, adalah sistem komunikasi keselamatan maritim global.

GMDSS merupakan lompatan maju dalam teknologi komunikasi maritim khususnya terkait komunikasi marabahaya. Diciptakan untuk meningkatkan keselamatan dan memudahkan operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) kapal-kapal dalam keadaan bahaya (distressed vessels).

Istilah global pada GMDSS menunjukkan cakupannya yang lebih luas dan menyeluruh dibanding sistem lama (konvensional).

Untuk memastikan perangkat GMDSS berfungsi baik maka harus dilakukan pengetesan secara rutin.


Sistem Konvensional

Mundur jauh ke belakang. Sebelum digunakannya GMDSS, panggilan marabahaya (distress call) kapal-kapal dilakukan melalui perangkat:

  • Radioteleponi SSB frekuensi 2182 khz
  • Radioteleponi VHF frekuensi 156.8 mhz (kanal 16)
  • Radiotelegrafi pada frekuensi 500 khz

Panggilan bahaya dilakukan secara manual didahului oleh pancaran alarm bahaya (distress alarm).

Di anjungan terdapat watch keeping receiver. Perangkat ini akan menerima alarm bahaya yang dipancarkan oleh kapal yang berada dalam keadaan bahaya. Alarm yg diterima terdengar sebagai alarm dua nada (two tone).

Dengan radioteleponi berita bahaya (distress message) kemudian dipancarkan atau dipancarkan ulang (distress relay) oleh stasiun lain di frekuensi-frekuensi marabahaya (distress frequencies).

Lalu lintas marabahaya (distress traafic) dilakukan di radio VHF kanal 16 dan atau SSB frekuensi 2182 kHz.


Sistem GMDSS

Pada 1 Februari 1999 GMDSS mulai berlaku penuh. Peningkatan yang paling nyata dengan sistem GMDSS adalah

  • Kapal dapat menerima berita-berita keselamatan melalui NAVTEX, EGC Inmarsat.
  • Kapal dapat mengirimkan dan menerima sinyal (alerting) dengan lebih mudah melalui DSC VHF, MF/HF, dan INMARSAT. Sinyal telah memuat identitas kapal, yaitu nomor MMSI dan posisi.
  • Kapal dapat melakukan komunikasi radio dengan voice (suara) melalui radio VHF, MF/HF. Kapal juga dapat melakukan on board communication dengan pesawat Two Way VHF. (Pesawat ini kedap air dan dilengkapi dengan battery emergency).
  • Posisi kapal dan status navigasi dapat dilacak dari pesawat AIS.
  • Posisi terakhir kapal dapat diketahui dari sinyal EPIRB yang ditangkap oleh satelit maritim.
  • Lokasi kapal atau kendaraan penolong dapat diketahui dari integrasi SART dengan radar x-band.

MMSI, maritime mobile service identity, adalah 9 digit angka yang menjadi identitas kapal (stasiun bergerak maritim). Tiga digit petama menunjukkan negara. Kapal-kapal berbendera Indonesia mempunyai MMSI 525-xxx-yyy.


1. Perangkat GMDSS

Perangkat GMDSS yang harus dibawa kapal menyesuaikan area laut (sea area) masing-masing. Secara penuh perangkat tsb sbb:

  1. Sistem Utama (Primary System)
    • Instalasi Radio VHF
    • Instalasi Radio MF/HF
    • Pesawat IMARSAT
  2. Alat Peringatan Sekunder (Secondary means of allerting)
    • EPIRB
  3. Pesawat penerima informasi keselamatan maritim
    • Penerima NAVTEX
    • Penerima EGC
    • Pesawat NBDP
    • SART


2. Pengetesan Perangkat GMDSS

Perangkat GMDSS harus dites secara berkala untuk memastikan pesawat berfungsi dengan baik. Pengetesan meliputi pengetesan harian, mingguan, dan bulanan.

Daily test

Pengetesan harian dilakukan atas pesawat

  1. Radio VHF
  2. Radio MF/HF
  3. Battery
    • Tanpa beban (off load)
    • Dengan beban (on load

Weekly test

Pengetesan mingguan dilakukan atas pesawat
  1. DSC VHF
  2. DSC MF/HF

Monthly test

Pengetesan bulanan dilakukan atas

  1. EPIRB
  2. SART
  3. NAVTEX
  4. Two Way VHF

Semua pesawat dilengkapi dengan manual atau petunjuk pengoperasian. Ikuti petunjuk pengetesan yang terdapat dalam manual masing-masing.

VHF test . Saat berlayar, radio VHF dan MF/HF mudah dites dengan kapal-kapal yang dekat atau dengan radio pantai dalam jangkauan. Untuk radio VHF, panggil di kanal 16, pindah ke kanal lain. Tanyakan kualitas penerimaan.

MF/HF test. Di radio MF/HF, gunakan frekuensi 6215 khz. Pindah ke frekuensi lain. Duplek atau simplek. Tanyakan kualitas peneriman.

Indicator penerimaan:

  • 1/1 = Poor = jelek
  • 2/2 = Weak = lemah, tapi masih bisa terbaca
  • 3/3 = Good = bagus = jelas terbaca
  • 4/4 = Very good = loud and clear = sangat jelas

Battery test. Pengetesan battery off load (tanpa beban) dilakukan dengan volt meter. Penunjukan harus sama dengan atau lebih besar dari 24 DCV. Battery tidak dalam kondisi charging.

Pengetesan battery on load (dengan beban) dilakukan dengan menghidupkan salah satu pesawat, misalnya radio VHF, menggunakan sumber DC. Umumnya ketika sumber AC dimatikan, DC harus dapat bekerja men-supply pesawat secara otomatis. Cek tegangannya. Jika turun lebih dari 10%, battery harus di-recharge.

DSC test bisa dilakukan dengan individual test. Masuk ke menu, pilih individual test, masukkan no. MMSI stasiun yang akan dipanggil, masukkan frekuensi kerja, tekan tombol call. Setelah diterima dan berkomunikasi di frekuensi telefoni, mintalah stasiun tsb untuk memanggil balik dengan DSCnya.

Menu individual test terdapat pada pesawat JRC. Pada fabrikan lain, mengkin menggunakan istilah berbeda.

SART test. Hidupkan radar x-band. Tentukan range. Aktifkan TEST pada SART.


SART TEST di x-band radar - range 6

Catat semua kegiatan pengetesan dalam log book radio. Jika tidak ada form khusus, buatlah blanko record of test . Dengan form ini, aktifitas pengetesan mudah dimonitor.


Disclaimer

Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan bersifat informasi umum belaka. Ditulis berdasarkan pengalaman dan beberapa sumber-sumber bacaan.

Bacaan

  1. http://www.imo.org/en/OurWork/Safety/RadioCommunicationsAndSearchAndRescue/
  2. https://www.marineinsight.com/marine-navigation/introduction-gmdss-global-maritime-distress-safety-system/
  3. https://id.wikipedia.org/wiki/Global_Maritime_Distress_Safety_System

Posting Komentar