Apa arti FOOD HANDLING

Daftar Isi

FOOD HANDLING


Food handling adalah pedoman penanganan makanan yang aman dan sehat. Termasuk dalam food handling adalah bagaimana perlakuan dalam:
  • penyiapan (preparation)
  • pengangkutan (transport)
  • penyimpanan (storage)
  • pengepakan (packaging)
  • pengemasan (wrapping)
  • pemajangan (exposure)
  • penyajian (service)
  • penghantaran (delivery)

Food handling merupakan kegiatan sehari-hari, biasa dilakukan oleh seorang koki di kapal, pekerja di pabrik makanan, atau ibu rumah tangga di rumah yang menyiapkan makanan untuk keluarganya.


Food handler (penjamah makanan) adalah orang yang terlibat dalam food handling. Koki di kapal adalah food handler.

Koki bertanggungjawab memasak, menyiapkan, menyajikan, mengemas, menyimpan. Karenanya harus mengikuti aturan dan menjalankan tugasnya sedemikian cara yang tidak mengancam kesehatan dan keamanan dirinya, rekan kerja, juga abk lainnya.

Disamping harus mengenakan alat pelindung diri, koki wajib menggunakanan dan merawat peralatan memasak dengan benar. Tidak bekerja dengan kasar karena dapat membahayakan orang lain.

Koki juga harus mengurangi menyentuh-nyentuh makanan yang sudah matang, siap santap. Kebersihan dirinya harus dijaga dan diperhatikan.


Food-borne Disease

Rantai makanan dari penyiapan hingga ke tangan konsumen, dari produksi sampai ke meja hidangan, telah melalui beberapa tahapan. Kesalahan perlakuan dalam salah satu tahapan bisa berakibat timbulnya masalah kesehatan pada konsumen.

Prosedur dalam food handling bertujuan menjamin agar makanan yang dikonsumsi mempunyai kualitas higinis yang baik sehingga konsumen terhindar dari penyakit FBD (food-borne disease), yaitu gangguan kesehatan yang timbul akibat makanan yang tercemar.

Contoh penyakit akibat makanan yang tercemar yang sering terjadi di masyarakat adalah diare.

Gejala umum FBD antara lain:
  • mules
  • muntah
  • buang-buang air


Koki dan Sertifikat Food Handling

Dengan modal sertifikat BST (Basic safety Training) dan pengalaman, seseorang bisa saja menjadi koki di kapal. Apa lagi jika mempunyai conduite yang baik.

Konduite yang baik bisa menjadi iklan gratis, menyebar dari mulut ke mulut, dari pelaut ke pelaut lain. Tidak jarang koki seperti ini jadi inceran Nakhoda kapal untuk diusulkan ke HRD.

Untuk join baru, sering kali tidak cukup dengan BST saja. Sertifikat keterampilan (COP) lainnya juga diminta, seperti SCRB, MFA, AFF, SAT. Belum lagi jika untuk kapal khusus semacam tanker.

Beberapa perusahaan sudah mewajibkan sertifikat food handling bagi koki. Maka koki dengan sertifikat ini akan mempunyai nilai lebih.

Sertifikat food handling menegaskan bahwa pemegangnya telah mengikuti pelatihan food handler yang diakui (approved) dan mempunyai pengetahuan tentang food safety (keamaman makanan).

Lima kunci menuju makanan yang aman

  1. Menjaga kebersihan
  2. Memisahkan makanan mentah dari yang matang
  3. Memasak dengan benar
  4. Menyimpan makanan pada suhu yang tepat
  5. Menggunakan air dan bahan baku yang aman

Kebersihan makanan perlu dijaga. Meski mikroba umumnya tidak menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi mikroba yang berbahaya banyak ditemukan di tanah, air, hewan dan manusia. Mikroba ini bisa terbawa oleh tangan, kain serbet, atau peralatan masak seperti talenan (chopping board). Jika tidak berhati-hati, dapat berpindah ke makanan meski hanya melalui kontak sedikit. Akibatnya makanan tercemar dan menimbulkan penyakit.

Memisahkan makanan mentah dari makanan matang perlu dilakukan karena bahan mentah, seperti daging sapi, daging unggas, pangan hasil laut diikuti cairan yang keluar darinya, dapat mengandung mikroba yang berbahaya. Mikroba berbahaya ini dapat mencemari pangan lainnya, baik selama pengolahan atau dalam penyimpanan.

Memasak dengan benar apa maksudnya? Mikroba berbahaya dapat dibunuh dengan cara memasak pada suhu yang tepat. Pangan yang dimasak pada temperatur (dalam) 70 derajat Celcius dipastikan aman untuk dikonsumsi.

Pangan yang perlu mendapat perhatian lebih adalah:
  • daging cincang
  • daging panggang utuh
  • daging potongan besar
  • ayam utuh
  • pangan hasil laut

Menjaga makanan pada suhu yang benar. Pada suhu ruang mikroba dapat berkembang dengan cepat. Untuk menghambat atau menghentikan pertumbuhannya, suhu makanan sebaiknya dijaga di bawah 5 atau di atas 60 derajat Celcius. Tapi perlu diingat, ada jenis mikroba yang tetap dapat tumbuh pada temperatur di bawah 5 derajat Celcius.

DO and DONT:
  • Makanan matang tidak dibiarkan berada di suhu ruang lebih dari 2 (dua) jam.
  • Makanan yang cepat rusak sebaiknya segera disimpan di lemari pendingin dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius.
  • Sebelum disajikan, pertahankan makanan pada suhu di atas 60 derajat Celcius.
  • Pangan tidak disimpan terlalu lama di ruang pendingin.
  • Pangan beku tidak dibiarkan mencair sendiri di suhu ruang.

Air dan bahan baku yang aman. Harus selalu dipastikan bahwa air, termasuk es, dan bahan baku yang digunakan aman mengingat keduanya dapat terkontaminasi oleh mikroba atau pun bahan kimia berbahaya. Perhatikan, pangan yang rusak dan berjamur dengan mudah dapat menimbulkan racun.

Risiko di atas dapat dapat dikurangi dengan cara:
  • memilih bahan baku dengan teliti
  • mencuci
  • mengupas kulit

DO and DONT:
  • Gunakan air yang aman. Jika perlu beri perlakuan agar air menjadi aman digunakan
  • Pilih pangan segar dan berkualitas baik
  • Pilih cara pengolahan yang menghasilkan pangan aman
  • Buah dan atau sayur yang akan dikonsumsi mentah harus dicuci
  • Tidak mengonsumsi pangan yang sudah kadaluwarsa


Bacaan

  1. https://www.definitions.net/definition/food+handling
  2. https://www.who.int/foodsafety/publications/5keysmanual/en/
  3. https://www.dayjob.com/food-handlers-responsibility-1250/

Posting Komentar